Tensi politik juga tengah terjadi di Indonesia, antara masyarakat dengan pemimpin nomor 1 di negeri ini yaitu Presiden Jokowi. Ramai-ramai rakyat menolak wacana 3 periode presiden yang bermunculan seiring dengan kabar bahwa ada sejumlah rakyat termasuk pengusaha yang menginginkan Pemilu 2024 diundur. Meledaknya emosi masyarakat tertuang lewat aksi demonstrasi mahasiswa menolak wacana 3 periode presiden pada Senin 11 April kemarin.
Namun, sebenarnya, memperpanjang masa jabatan pun bukan keingian Presiden Jokowi. Berulang kali dirinya menolak dengan tegas. Hingga puncaknya, ia secara pribadi turun menegaskan bahwa Pemilu 2024 tetap berlangsung.
Lantas jika bukan dirinya yang berbicara ingin lagi jadi presiden, siapa yang pertama kali menyalakan sumbunya?
Jika ditelusuri, semua kekisruhan wacana 3 periode presiden ini bermula dari ucapan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia yang menyebutkan bahwa ada sejumlah pengusaha yang berharap pemilu 2024 diundur.
“Saya sedikit mengomentari begini, kalau kita mengecek di dunia usaha, rata-rata mereka memang berpikir adalah bagaimana proses demokrasi ini dalam konteks peralihan kepemimpinan, kalau memang ada ruang untuk dipertimbangkan dilakukan proses untuk dimundurkan itu jauh lebih baik,” kata Bahlil dalam survei Indikator, Senin (10/1).
Menteri Investasi RI itu juga mengemukakan alasan para pengusaha meminta pemilu 2024 diundur karena mereka ingin fokus dalam pemulihan ekonomi dan usaha, serta tidak ingin tertimpa persoalan politik.
Tak hanya itu, Bahlil juga menekankan bahwa wacana mundurnya pemilu juga baik untuk bagi penanaman modal, “Jadi dalam pandangan saya itu akan bagus untuk investasi tapi sesuai dengan mekanisme dan tata kelola negara,” ujar Bahlil di Gedung DPR, Rabu, 30 Maret 2022.
Rakyat bertanya-tanya, siapa pengusaha yang Bahlil maksudkan? Pelaku industri skala besar? Konglomerat? Atau para pelaku UMKM yang tersebar di Tanah Air? Hingga kini, Bahlil tidak pernah menyebutkan secara gamblang
Kalaupun ada pengusaha yang ternilai dekat dengan Bahlil hingga bisa “curhat” seperti itu, mungkinkah itu adalah pengusaha yang tergabung dalam HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia)? Ya, Bahlil sempat menjabat menjadi ketua HIPMI periode 2015-2019 sebelum duduk menjadi Menteri Investasi.
Fakta juga menyebutkan HIPMI mengeluarkan pernyataan yang senada, bahwa HIPMI tak menolak wacana Pemilu 2024 diundur. Meskipun ada beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti membuat ruang diskusi terbuka kepada publik dan memperhatikan kondisi ekonomi negara.
Ketua bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira menyoroti bahwa banyak negara lainnya yang juga menunda pemilu karena kondisi Covid-19.
“Secara negara lain pun, ada beberapa yang menunda pemilu karena kondisi Covid-19 ini. Karena kita tidak bisa dipungkiri pandemi Covid-19 ini membuat banyak fokus pemerintah terpecah belah. Ditambah lagi untuk menghadapi Pemilu 2024,” kata Anggawira.
Namun, pernyataan ini semata tak bisa membuktikan bahwa HIPMI lah yang dimaksudkan oleh Bahlil. Terlebih hingga kini juga tidak ada kalangan pengusaha yang mengaku berkeluh kesah ke Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM itu mengenai Pemilu 2024.
Tentunya ini akan terus menjadi misteri. Apakah benar ada sejumlah pengusaha yang menginginkan Pemilu 2024 diundur atau Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM ini hanya mencatut nama pengusaha untuk kepentingan pribadinya, misalnya menginginkan posisi definit Menteri ESDM yang kini sedang diisinya sebagai Menteri ad interim?
Discussion about this post